PANDEMIK CV -19 MEROBAH SEGALANYA (Total Game Changer).
Belakangan ini Mike Pompeo, Menteri Luar Negri AS atau disebut juga US Secretary Of State sering menyebut Partai Komunis China sebagai rezim yang bertanggung jawab atas kebijakkan Beijing termasuk penindasan ke suku Uighur.
Kamis lalu, dikutip dari India Times dan berita Euro TV, Pompeo menyebut bahwa sebagian besar militer AS di Jerman akan dipindahkan ke wilayah Laut China Selatan, sebagian lagi ke perbatasan India – China.
Di Forum Brussel, Pompeo menyebut bahwa Trump sudah mengumumkan akan menarik sebagian serdadunya dari Jerman ke wilayah India dan Laut China Selatan. Karena ada ancaman dari Partai Komunis China diwilayah tersebut, termasuk ancaman ke India serta Negara seperti Vietnam, Indonesia Filipina dan Malaysia (The Times Of India, 26/6)
Washington berkepentingan untuk menghentikan gerakan militer PLA (People’s Liberation Army) China baik di perbatasan India maupun di wilayah Laut China Selatan.
Dipihak lain, Uni Eropa meradang atas rencana Trump menarik militernya dari Jerman.
Klasifikasi: Ringkas – sedang
Sebagian analis dunia gerakan PLA adalah bagian dari geopolitik New C (Komunis Baru), selain masalah geoekonomi yang diterapkan Beijing.
Partai Komunis China dan New C mencuat karena masalah ledakkan CV-19 di Wuhan yang menyebar kemana-mana sehingga lebih dari 9,3 juta penduduk Bumi terinfeksi.
Barangkali Washington juga sedang melakukan propaganda untuk menarik simpati dari sejumlah Negara yang memang masih anti Komunis di Asia Tenggara. Karena, belakangan, Washington sering menyebut Partai Komunis China (PKC) dan PLA sebagai rezim Beijing.
Misalnya saja di Indonesia.
Komunis dan atau New C (KGB: Komunis Gaya Baru) adalah barang haram yang ditetapkan dalam MPRS.
Masih ingat Tahun 2016 ?
Menhan Ryamizard ketika berpidato dihadapan Persatuan Para Purnawirawan AD, HMI, Putra Putri TNI-Polri dan Pemuda Pancasila bulan Mei 2016.
“Saya heran, kakek-kakeknya (dalang penyebaran komunisme) mana? Yang dikeluarkan masih anak-cucunya. Anak kecil pake baju (palu-arit) dan segala macam. Ini (dalangnya) pengecut juga. Keluar dong,” kata Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu (CNNIndonesia, 16/5/16).
Jika tahun 1948 korban terbanyak para santri dan tokoh masyarakat.
Berikutnya, militer dari Angkatan Darat paling banyak korban ( para Jendral) tahun 1965/1966 – mereka yang paling BERSUARA KERAS jika ada “tanda-tanda” intelijen bangkitnya faham komunisme baru. . Jangan lupa, militer memiliki badan intelijen sendiri.
Tahun 2016, TNI khususnya AD sangat serius terhadap ancaman KGB, karena telah mencapai score ancaman 16.55 kategori tinggi, dalam analisa intelijen.
Ancaman “acute” adalah 18 – 20.
Materri disusun untuk Komando Pembina Doktrin TNI-AD. Dalam dokumen “Analisa Ancaman KGB di Indonesia” yang dilaporkan oleh Roger Hodge editor dari majalah dunia Intercept menyebutkan bahwa Neo Komunisme paralel dengan Geo Strategi : “Peaceful Rise” (soft power).